Minggu, 21 September 2014

Puisi untuk Ayah


“Ayah”
Tanah tandus..
Kering keronta..
Inilah istanamu..

Kini ku mulai beranjak dewasa..
Namun, apa daya diri ini..
Kau telah bersama-Nya..
Meninggalkan merinduan yang mendalam..
Air mengalir sampai ke ujung dunia..
Mungkin ini hikmah dari Tuhan yang harus aku terima..

Ayah..
Kau yang kucinta..
Kau yang tersayang..
Ku sangat merindukanmu..
Tangisku tak mampu mengembalikanmu..
Kehidupan terasa kosong tanpa keindahanmu..
Kau tak kan pernah terganti..
Bagaikan pecahan logam, mengekalkan..   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar